Senin, 24 Oktober 2016

Sejarah Farmakope

Farmakope
Istilah Farmakope ( PHARMACOPOEIA ) berasal dari bahasa Yunani
Pharmacon = obat
Poien         = buat
Kombinasi kedua kata tersebut bermakna resep atau formula atau standar lain yang dikehendaki untuk membuat atau mempersiapkan / mengolah / meracik suatu obat, Kata ini pertama kali digunakan pada tahun 1580 dalam suatu buku lokal yang merupakan standar obat di Bergamo suatu daerah di Itali.
Farmakope merupakan buku resmi yang memuat uraian, persyaratan, keseragaman pengujian mutu dan pengolahan / peracikan obat, juga tentang alat-alat dan persyaratan alat yang digunakan untuk pengolahan / peracikan dan pengujian mutu obat serta cara-cara pengujian potensi obat.
Buku Farmakope diakui dan didukung secara resmi dalam lingkungan suatu negara atau regional (gabungan beberapa negara dalam satu wilayah ) atau lembaga / badan internasional serta berlaku dalam wilayah tersebut.
Glenn Sonnedecker , seorang sarjana farmasi dari Amerika Serikat mendefinisikan Farmakope sebagai berikut :
Farmakope adalah suatu kompendium yang sengaja untuk melindungi keseragaman dalam hal kualaitas, komposisi dan kekuatan terapi bahan-bahan melalui spesifikasi pengarang,

1.     Sejarah perkembangan Farmakope
Langkah perkembangan Farmakope seiring sejalan dengan sejarah perkembangan kefarmasian. Beberapah peninggalan dokumen tentang farmasi zaman purba ( farmasi kuno ) yang didapatkan melalui dokumen penelitian oleh ahli purbakala maupun penemuan dokumen secara kebetulan menunjukan secara praktis semua sejarah kebudayaan telah mengembangkan dengan baik prosedur-prosedur pengobatan penyakit dan produksi bentuk sediaan. Berikut ini akan ditunjukkan catatan-catatan purba yang sangat berarti / bermakna yang berisi materi farmasi yang luas.
1.     Periode Purba ( Zaman Purba )
Pada abad ke 22 S.M. di Nippur suatu daerah di Mesopotamia ditulis “ The Sumerian Pharmacological Tablet “ yang merupakan salah satu naskah purba, Naskah ini berupa tablet tanah liat kecil berukuran 3,75 – 6,5 inci (± 9,375 – 16,25 cm) sekarang naskah ini berada di museum Universitas Pensylvania, Amerika Serikat. Naskah ini memuat dan memaparkan 15 preskripsi / resep dan intruksi bagi ahli farmasi untuk pengolahan yang baik resep tersebut kedalam bentuk sediaan. Samuel Noah Kramer menyatakan bahwa “The Sumerian Pharmacological Tablet “ adalah farmakope yang pertama di dunia.
Pada tahun 2500 S.M. di mesir telah berkembang ilmu kedokteran dan farmasi , catatan mengenai kedokteran dan farmasi purba ini dituliskan pada papyrus sejenis rumput yang dapat dijadikan kertas, Papyrus yang sangat terkenal adalah :
“Edwin Smith Surgical Papyrus“ berisi instruksi operasi bedah untuk dokter, resep dan cara pencampurannya untuk keperluan pengobatan dan bentuk sediaan, papyrus ini di tulis tahun 1650 S.M.
“ Eber Papyrus “ memuat 875 resep pengobatan ditulis pada tahun 1550 S.M.
Di Assyria dan Babylonia terdapat dokumen-dokumen farmasi purba, salah satu Diantaranya adalah “The Assyrian Medicomen Pharmaceutical Tablets “ yang ditulis pada tahun 1000 S.M.
2.     Periode Yunani – Romawi ( Greco – Roman Period )
Hippocrates ( 460 – 357 S.M. ) dikenal sebagai bapak kedokteran dan Aesculapius ( 420 S.M. ) yang didewa-dewakan sehingga tongkatnya diabadikan sebagai lambang kedokteran adalah tokoh Yunani yang dikenal sampai saat ini.
Pada tahun ( 131 – 201 S.M. ) Claudius Galen adalah tokoh bangsa Romawi pengobar seni farmasi yang dijuluki sebagai bapak farmasi dan namanya diabadikan untuk Galenika yaitu suatu cara pengolahan obat yang berasal dari alam, Dalam periode ini tercatat banyak sekali formula dan bentuk sediaan , misalnya : Pill , Unguentum , Trochisi , Pastilla , Collyria , dll.
“   Confectio   Mithridates “ adalah salah satu formula terkenal dan didalam resepnya telah menyebut
20 lembar daun, sejumput garam, dua biji dsb.
3.     Periode Arab / Islam
Pada abad pertengahan ( ± abad ke 8 ) orang timur tengah di bawah kebudayaan Islam lebih berkembang secara berarti / bermakna dalam ilmu kefarmasian. Pada masa itu sudah ada pemisahan cabang-cabang bidang kefarmasian dan bidang kedokteran serta dikenalkannya penggunaan bahan-bahan anorganik dalam pengobatan, padahal pengobatan Yunani dan Romawi pada saat itu kebanyakan memberi obat berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Rhazes ( 865 – 925 M. ) dokter pertama menggunakan preparat air raksa dalam salep untuk pengobatan kulit yang kemudian diadopsi oleh Paracelsus untuk pengobatan syphilis.
Ali Abbas ( 994 M. ) pengarang “ Royal Book “ karangan kedokteran yang pada tahun 1070 – 1080 M. diterjemahkan kedalam bahasa latin.
Ibnu Sinna ( Avicienna, 980 – 1037 M. ) disebut sebagai raja dari segala dokter, adalah orang yang pertama memperkenalkan sifat-sifat asam sulfat dan alkohol.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengobatan pada periode Arab / Islam ini sangat mempengaruhi perkembangan kefarmasian dan farmakope di Eropah dan dunia lainnya. Secara ringkas Stubb dan Bleigh menyatakan “ Dengan orang-orang Arab mulai keahlian yang nyata dari Apoteker-Apoteker “
4.     Periode pertengahan di Eropa
Pada zaman ini baik farmasi maupun kedokteran tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti, beberapa catatan pada abad ini adalah :
1178 M. Dalam catatan di Perancis menyebutkan ahli-ahli farmasi.
1180 M. Serikat penjual lada yang mengkhususkan diri dalam obat secara terorganisir berdiri di   London.
1225 M. Toko obat ( Apothecary shop ) didirikan di Cologne.
1297 M. Serikat ahli farmasi di organisir di Bruges.
1345 M. Toko obat ( Apothecary shop ) didirikan di London.
  • Nuovo Reseptario Compositum adalah farmakope pertama yang diadopsi
oleh kelompok organisasi ahli farmasi dan dokter-dokter kota Florence di Itali.
1546 M.  Kota Nuremberg mengadopsi Dispensatorium Pharmacopolarium dari Dispensatorium       Valerius Cordus sebagai buku resmi tentang obat , dan ini merupakan farmakope pertama yang dikukuhkan dan didukung oleh pemerintah dan dikenal dengan nama Nurenberg Pharmacopoeia. 1546 M.Pharmacopoeia Augustana merupakan farmakope yang pernah dipublikasikan di Jerman memuat kira-kira 1100 bahan obat.
5.     Periode Farmasi modern
Periode ini dimulai secara besar-besaran selama abad ke 17 dan 18, selama periode ini banyak sekali obat-obat baru yang diperkenalkan diantaranya : Amonium Khlorida, Karbonat, Magnesium, Kalium Acetat, Phosfor, Asam Borat dan Lactosa serta dari tumbuh-tumbuhan antar lain : Peru Balsem, Tolu Balsem, Chinchona, Coca, Ipecac, The, Kopi, Coklat dan Tembakau, preparat-preparat baru seperti Tinctura Benzo, Infus Digitalis, dll.
Pada tahun 1617 di London berdiri organisasi masyarakat Apoteker dan setahun berikutnya (1618) diterbitkan London Pharmacopoeia pertama ( Londonensis Pharmacopoeia ) yang diikuti munculnya beberapa farmakope lain di beberapa daerah di Inggris, antara lain yang terkenal adalah Ediburg Pharmacopoeia pertama ( 1699 ) dan Dublin Pharmacopoeia pertama ( 1807 ), sedangkan farmakope Inggris yang pertama (The first British Pharmacooeia ) baru muncul pada tahun 1864 M. Farmakope Inggris yang terbaru adalah “British Pharmacopoeia 1973 “ diterbitkan tahun 1973.
Pada periode farmasi modern ini kota-kota di Perancis juga pernah mempunyai farmakope antara lain : Paris, Lille, Bordeaux dan Lyons. Selain itu juga terdapat farmakope-farmakope tambahan yang penting dan sangat luas digunakan di negara ini diantaranya adalah “ Pharmacopoeia Royal “ ditulis oleh Moses Charas pada tahun 1717, “ Pharmacopoeia Universelle“ ditulis oleh Le’ mery , “Elments de pharmacie“ ditulis oleh Baume. Baru pada tahun 1818 farmakope Perancis pertama terbit dengan judul “ Codex Medicamentarius Seu Parmacopoeia Gallica “ farmakope Perancis yang terakhir adalah “ Pharmacopee Francaise, IX Edition“ terbit tahun 1972 terdiri dari dua jilid.
Di Jerman selain Pharmacopoeia Augustana yang disebutkan diatas, pada tahun 1741 M. terbit “Pharmacopoeia Wirtenbergica“ yang memuat 1952 medicamen yang berbeda dan merupakan farmakope yang terbaik saat itu, setelah mengalami beberapa edisi, revisi, dan perubahan kira-kira tahun 1872 seiring dengan perkembangan politik penyatuan Jerman oleh kerajaan dikeluarkan farmakope Jerman pertama dengan judul “ Pharmacopoeia Germanica “, farmakope ini mengalami revisi dari waktu ke waktu, revisi terakhir terbit pada tahun 1926, Suplemen untuk untuk revisi ke enam disebarkan tahun 1938, 1947 dan 1951.
Laporan-laporan tentang farmakope-farmakope di Jerman dan negara lain dapat dijumpai dalam “ Plantes Officinales “ yang ditulis oleh Brunz dan Jaloux (1918) dan “ Die Arzneibucher “ oleh penulis Falc tahun 1920.
Bagaimana perkembangan farmakope periode farmasi modern di Amerika Serikat ? pada tahun 1778 di litits di daerah Pensylvania diterbitkan satu farmakope yang merupakan farmakope pertama di Amerika Serikat, terkenal dengan nama “ Litits Pharmacopeia “ farmakope ini digunakan dirumah sakit militer dari angkatan bersenjata Amerika Serikat yang terdiri dari 32 halaman dalam buku kecil yang memuat informasi 84 obat dalam dan 16 obat luar serta cara pengolahannya.
Pada tanggal 6 januari 1817 Dr Lyman Spalding dari New York mengusulkan suatu rencana pada masyarakat kedokteran daerah New York untuk menciptakan suatu farmakope nasional Amerika Serikat. Dr.Spalding kemudian dikenal sebagai “ Bapak farmakope Amerika Serikat “, dari usul Dr Spalding ini pada tgl 15 Desember 1820 farmakope Amerika Serikat pertama ( The first Unitted States Pharmacopoeia ) dapat diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Latin. Farmakope Amerika Serikat yang terakhir adalah “ The United States Pharmacopoeia 20 th revision, 1985.
6.     Perkembangan Farmakope Internasional dan Regional
Pada tahun 1902 di Brussel diadakan konfrensi farmakope Internasional pertama tetapi belum dapat menerbitkan farmakope Internasional, baru pada tahun 1951 di Geneve oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO) diterbitkan “Pharmacopoeia Internationalis Editio Primo “ dalam dua jilid dan tahun 1959 dikeluarkan suplemennya, tahun 1967 direvisi dan terbit dengan judul “ Specifications For The Quality Control of Pharmaceutical Preparation, Pharmacopoeia Internationalis 2 nd Edition “ dan suplemennya tahun 1971.
Farmakope yang merupakan farmakope Regional hanya farmakope Eropa ( European Pharmacopoeia ) dalam edisi bahasa Inggris dan Jerman , terbit pada tahun 1969 terdiri dari tiga jilid ditambah dua suplemen.
7.     Perkembangan Farmakope Indonesia
Indonesia sejak abad pertengahan sampai datangnya Jepang 1942 dijajah oleh Belanda, sehingga peraturan kefarmasian diatur sesuai dengan peraturan kefarmasian yang ada di negeri Belanda. Peraturan yang dipakai adalah peraturan tahun 1882 dengan nama “Reglement op de Dients van de Volkgezonheid“ (Reglement DVG ) yang mengalami beberapa kali perubahan , terakhir pada tahun 1949 No 228. Pada pasal 59 peraturan ini tercantum persyaratan untuk setiap apotik harus menyediakan satu buku Nederlandse Pharmacopee, dengan demikian selama penjajahan Belanda di Indonesia berlaku farmakope Belanda, farmakope Belanda yang terakhir berlaku di Indonesia adalah Nederlandse Pharmacopee Vijfde Vitgave (farmakope Belanda Edisi Ke V ), farmakope ini tetap berlaku walaupun Indonesia sudah merdeka tahun 1945.
Diawali dengan keputusan kongres Ikatan Apoteker Indonesia ( sekarang ISFI ) pada tahun 1958 mengusulkan pada pemerintah Republik Indonesia untuk membentuk panitia penyusunan farmakope Indonesia, pada tgl 1 Januari 1959 panitia farmakope Indonesia terbentuk dengan SK. Men. Kes. RI. tanggal 4 Juni 1959 No. 115772 / UP. Terdiri atas 27 orang sarjana berbagai disiplin ilmu, farmakope Indonesia penerbitan pertama jilid I muncul tahun 1962 dan dinyatakan berlaku tgl 20 Januari 1962 sesuai SK. Men. Kes. RI. tanggal 6 Januari 1962 No. 652 / Kab / 4. Farrmakope ini merupakan farmakope nasional pertama yang lahir sebagai pelaksanaan Undang-Undang Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960.
Dalam rangka penyusunan farmakope Indonesia penerbitan pertama jilid II diadakan perubahan susunan panitia dengan SK. Men. Kes. RI. Tanggal 3 Mei 1962. No.25943 / Kab / 139 . terdiri dari 18 orang sarjana. Farmakope Indonesia penerbitan pertama jilid II baru terbit tahun 1965 dan mulai berlaku tgl 20 Mei 1965 sesui dengan SK. Men. Kes. RI. Tanggal 10 April 1965 No. 16001 / Kab / 54.
Farmakope Indonesia mengalami revisi untuk pertama kali pada tahun 1970 dengan suatu panitia revisi yang anggotanya diangkat dengan SK.Men. Kes. RI. Tanggal 21 Pebruari 1970 No. 72 / Kab / B VII / 70. selain panitia ini juga dibentuk Dewan Redaksi Panitia Farmakope Indonesia Edisi II dengan SK. Ketua Panitia Farmakope Indonesia tanggal 23 September 1970, No. 035 / PFI / SK / 10 / 70. dan tanggal 5 November 1971, No. 094 / PFI / SK / 10 / 71.
Farmakope Indonesia edisi II terbit tahun 1972 dan mulai berlaku tanggal 12 November 1972 yang melambangkan hari kesehatan Indonesia.
Tahun 1976 Farmakope Indonesia mengalami revisi Ke II, dengan panitia Farmakope yang diangkat berdasarkan SK. Men. Kes. RI. No. 1858 / II / SK / 78. tanggal 21 September 1978, hasil dari revisi Ke II Farmakope Indonesia dihasilkan Farmakope Indonesia Edisi III yang berlaku sejak tgl 9 Oktober 1979
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat maka perlu dilakukan revisi untuk Farmakope Edisi III, sehingga pada tahun 1990 dibentuk suatu Tim revisi Farmakope Edisi III yang pelaksanaannya ditetapkan dengan surat keputusan Men. Kes. RI. No. 468 / Men. Kes / SK / VIII / 1991. tanggal 19 Agustus 1991 dan selanjutnya pada tahun 1992 disusun Farmakope Edisi IV oleh Panitia Farmakope Indonesia yang dibentuk berdasarkan SK. Men. Kes. RI. No 695 / Men. Kes / SK / VIII / 1992.

 Hasil gambar untuk farmakope 
 ini adalah salah satu contoh farmakope di indonesia edisi V


Hasil gambar untuk farmakope 
ini adalah salah satu contoh jika kalian membeli 1 paket farmakope, di edisi manapun pasti kalian akan melihat 1 paket seperti gambar yang di atas.


trimakasih atas perhatiannya sorry kalo ada salah kata atau pun bahasa yg kurang di mengerti.....
atau pun bahasa yg tidak baku sorry atas semuanya. trimakasih... SALAM YOGS...



https://ilmakribooo.wordpress.com/2014/10/30/sejarah-farmakope/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar